Selasa, 12 Agustus 2008

BENARKAH WiMAX MENGALAHKAN 3G?


APAKAH WiMAX Itu?
Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) merupakan evolusi dari teknologi Broadband Wireless Access (BWA) sebelumnya. Bila teknologi BWA sebelumnya masih proprietary, maka teknologi WiMAX bersifat open standar. Dalam arti komunikasi perangkat WiMAX diantara beberapa vendor yang berbeda tetap dapat dilakukan (tidak proprietary).
Pengembangan teknologi WiMAX terjadi dalam beberapa tahap atau mengalami evolusi. Sesuai dengan standarisasinya, dikatakan bahwa teknologi WiMAX diatur dalam standard IEEE 802.16. Standard ini terbagi lagi dalam beberapa kategori yaitu IEEE 802.16a yaitu untuk standard BWA yang belum open standard atau biasa disebut dengan Pre-WiMAX. Selanjutnya standard ini dikembangkan lagi menjadi standard IEEE 802.16d untuk WiMAX fixed/nomadik. Sementara untuk WiMAX Mobile akan diatur dalam standarisasi IEEE 802.16e yang telah diratifikasi pada akhir tahun 2005.

Perkembangan Standard WiMAX
Disamping evolusi pada sisi kemampuan akses, terjadi juga evolusi pada sisi CPE. Pada tahap awal, perangkat CPE WiMAX berupa Fixed Outdoor, kemudian berkembang menjadi Fixed Indoor, portability (nomadik) dan mobile. Perangkat Fixed Outdoor merupakan perangkat CPE terdiri dari 2 unit yaitu unit outdoor yang terdiri dari radio dan antena serta unit indoor yang merupakan interface ke terminal pelanggan. Pada tipe Fixed Indoor, perangkat CPE hanya terdiri dari satu unit indoor yang sudah terdiri dari radio, antena dan port user interface. Umumnya pada tipe ini, user dapat menginstal sendiri perangkat CPE-nya (self installation).
Tahap berikutnya, perangkat CPE sudah bukan merupakan perangkat independent tetapi tergabung dalam terminal pelanggan seperti laptop dan PDA. Pada tahap ini, CPE WiMAX portable telah terpasang permanen pada terminal sebagaimana CPE Wi-Fi. Terakhir adalah perangkat mobile. Keunggulan yang ditambahkan adalah kemampuan portability yang lebih tinggi selain ukuran terminal yang lebih kompak. Pada tahap ini perangkat terminal WiMAX merupakan perangkat handphone. Dengan adanya pengembangan evolusi di CPE WiMAX, maka secara otomatis juga akan mempengaruhi market yang disasar
Aplikasi WiMAX
WiMAX dapat dimanfaatkan untuk backhaul WiMAX itu sendiri, backhaul Hotspot dan backhaul teknologi lain. Dalam konteks WiMAX sebagai backhaul dari WiMAX aplikasinya mirip dengan fungsi BTS sebagai repeater untuk memperluas jangkauan dari WiMAX. Sedangkan sebagai backhaul teknologi lain, WiMAX dapat digunakan untuk backhaul seluler. Juga Kalau biasanya hotspot banyak menggunakan saluran ADSL sebagai backhaulnya, namun karena keterbatasan jaringan kabel, maka WiMAX dapat dimanfaatkan sebagai backhaul hotspot.

WiMAX Sebagai backhaul
WiMAX dapat digunakan sebagai ”Last Mile” teknologi untuk melayani kebutuhan broadband bagi pelanggan. Dari pelanggan perumahan maupun bisnis dapat dipenuhi oleh teknologi WiMAX ini.
WiMAX sebagai penyedia layanan personal broadband dapat dimanfaatkan untuk dua 2 pangsa pasar yaitu yang bersifat nomadic dan mobile. Untuk solusi nomadic, maka biasanya tingkat perpindahan dari user WiMAX tidak sering dan kalaupun pindah dalam kecepatan yang rendah. Perangkatnya pun biasanya tidak sesimpel untuk aplikasi mobile. Untuk aplikasi mobile, pengguna layanan WiMAX melakukan mobilitas layaknya menggunakan terminal WiFi seperti notebook, PDA atau smartphone.
Arsitektur Jaringan
Salah satu contoh konfigurasi peruntukan WiMAX sebagai solusi akses service provider digambarkan seperti pada gambar berikut.

Konfigurasi Jaringan Akses Service Provider
Dari penjelasan di atas, sementara dapat disimpulkan bahwa WiMAX merupakan teknologi yang memiliki kemampuan cukup baik dalam hal kecepatan data, aplikasi untuk pengguna dan fleksibilitas jaringan. Namun demikian masih perlu dikaji sisi lain dalam implementasinya.

ANALISIS TEKNOLOGI
Kalau di awal era komunikasi data yang dilewatkan jaringan tanpa kabel (wireless) baik itu seluler maupun fixed adalah layanan pesan pendek (SMS), data GPRS atau CDMA2000 1X, aplikasi mobile banking dan download content maka untuk dekade yang akan datang diperkirakan layanan broadband akan menjadi kebutuhan yang paling diinginkan pelanggan. Dari berbagai studi oleh lembaga konsultan dan operator di negara maju layanan-layanan tersebut adalah layanan 3G (third generation), layanan Internet di jaringan wireless, mobile TV, mobile video on demand dan juga layanan mobile video conference. Akan menjadi tipis beda antara layanan yang diberikan oleh jaringan wireline dengan jaringan wireless.
Alokasi Spektrum Global
WiMAX adalah standar global baru sehingga di tingkat dunia pun masih diperlukan kesepaktan bersama untuk alokasi spektrumnya. Setiap negara melalui regulasinya sekarang makin intensif memandang penting WiMAX sebagai core utility. Itu sebabnya regulator sibuk menyelaraskan alokasi frekuensi WiMAX dengan alokasi frekuensi eksisting. Tabel di bawah ini merupakan alokasi frekuensi yang dapat digunakan oleh operator WiMAX di dunia.

Global Spectrum Allocation

Pita frekuensi dan lebar bandwidth yang oleh WiMAX Forum agar dapat disesuaikan dengan kondisi ketersediaan spektrum frekuensi di masing-masing negara pengguna. Berikut ini adalah profil dari setiap pita frekuensi tersebut.

Profil Sistem WiMAX Mobile

Produk WiMAX-ceritified belum diimplementasikan secara komersial di dunia. Kemungkinan pertama kali yang akan menggelar adalah Korea dengan diimplementasikannya WiBRO dengan terminal portable untuk aplikasi mobile. Produk ini menggunakan frekuensi 2,3 GHz dengan lebar pita 8,75 MHz dengan menggunakan antena single input single output (SISO).
Aspek Regulasi
Karena frekuensi WiMAX adalah frekuensi baru, maka setiap pemerintah di negara manapun melalui regulatornya sedang sibuk menentukan alokasi frekuensi WiMAX yang harus disesuaikan dengan frekuensi eksisting. Indonesia sedang mengalami perdebatan yang serius untuk alokasi ini. Pemerintah melalui Dirjen Postel mengeluarkan white paper tentang penataan frekuensi untuk keperluan operasi BWA di antaranya di frekuensi 2,3 GHz; 2,4 GHz; 2,5 GHz; 3,3 GHz dan 3,5 GHz.
Operator satelit dan Asosiasi Satelit Indonesia (ASI) sangat tidak setuju dengan usulan frekuensi WiMAX dialokasikan di pita 3,5 GHz, karena telah lama diduduki untuk penggunaan frekuensi dinas satelit. Menurut ITU frekuensi ini ditetapkan sebagai frekuensi dinas satelit tetap (fixed satelite services) untuk link angkasa ke bumi. Satelite yang telah menggunakan frekuensi ini adalah Satelit TELKOM-1 (PT TELKOM) dan Satelite Palapa-2 (PT Pasifik Satelite Nusantara/PSN) yang umumnya digunakan untuk layanan VSAT dan DTH.
Regulator pada tahun 2000 telah mengeluarkan peraturan bahwa frekuensi ini dapat di-share untuk penggunaan BWA dan satelit. Namun dalam operasionalnya ternyata banyak ditemukan keluhan gangguan interferensi yang diterima oleh stasiun bumi dinas satelit. Untuk itu akhirnya pengalokasian kanal selebar 25 MHz di frekuensi 3,5GHz akhirnya direduksi menjadi tinggal 5 MHz. Dan sekarang pemerintah akan melakukan lelang izin frekuensi operasi BWA di pita 2,3 GHz untuk seluruh Indonesia yang berbasis regional sebanyak 3 blok dengan masing-masing blok 15 MHz. Di dunia pita frekuensi yang paling banyak dipilih oleh operator beroperasi di 3,5 GHz, artinya perangkat yang bekerja di pita frekuensi ini akan lebih murah dibanding perangkat yang beroperasi di frekuensi lain termasuk 2,3 GHz.
Jumlah Lisensi
Laporan kajian Maravedis bulan Januari 2006- lembaga analis riset dan pasar telco- menyebutkan bahwa pemegang lisensi WiMAX lebih banyak dibanding pemegang lisensi 3G untuk semua kawasan (North America, Europe, Asian Pacific region (APAC), Central America/Latin America region (CALA)). Total akumulasi pemegang lisensi WiMAX 721 sedangkan pemegang lisensi 3G sebanyak 106.

Number of Licenses Holder
Mayoritas pemegang lisensi WiMAX adalah lisensi wilayah sedangkan untuk 3G adalah lisensi nasional, sehingga pasar WiMAX lebih fragmented dibanding 3G.
Harga Sewa (Cost Per Hz)
Average Cost per Hz spectrum 3G lebih mahal dibandingkan cost per Hz spectrum BWA/WiMAX. Di kawasan Eropa cost per Hz average cost per Hz spectrum 3G 1000 kali lebih mahal WiMAX. Mungkin karena waktu tender 3G di sana terjadi apa yang orang sebut dengan telecom bubble. Alasan lainnya adalah lisensi WiMAX ditenderkan untuk aplikasi fixed saja, sehingga pasarnya lebih kecil dibanding layanan mobile 3G.

Cakupan Layanan
Karakteristik transmisi radio melalui udara terbuka akan mengalami redaman free-space loss (FSL) yang merupakan fungsi dari frekuensi dan jarak. Semakin jauh jarak antara pemancar dan penerima maka semakin kecil sinyal yang diterima oleh penerima karena redaman yang dialami lebih besar. Semakin tinggi frekuensi operasi yang digunakan maka akan semakin besar redaman yang terjadi.

Perbandingan Radius Sel WiMAX dan 1xEV DO
WiMAX Forum sedang menggodok standar WiMAX untuk aplikasi Fixed BWA (FBWA) dan untuk aplikasi Portable dan Mobile BWA. Untuk aplikasi portable dan Mobile BWA sampai saat ini belum ada produk yang tersertifikasi digelar secara komersial di dunia. Pertama kali akan digelar adalah di Korea dengan sistem WiBRO menggunakan spektrum frekuensi 2,3 GHz dengan lebar pita 8,75 MHz.

Perbandingan Throughput menggunakan MIMO

Performansi WiMAX meningkat menjadi lebih baik ketika sistem menggunakan antenna multiple input multiple output.
Kemampuan Umum
Secara umum kemampuan WiMAX dapat dianalisis sebagai berikut:
 Kemampuan Hand-off
Khususnya untuk WiMAX Portable dan Mobile. Handoff secara seamless akan sulit dilakukan karena komponen core network WiMAX tidak dirancang dari awal sebagai sistem yang mobile.
 Power Control
Dibutuhkan power control yang baik di sisi reverse link untuk dapat memberikan feedback kepada pemancar mengenai kecepatan data yang dapat diterima penerima. Dalam teknologi WiMAX message based power control-nya masih lemah.
 Battery Power Consumption
Idle state duty cycle yang digunakan di sistem WiMAX 9-14 kali lebih besar dibanding yang digunakan di sistem 3G seluler sehingga mode sleep operation yang digunakan untuk menghemat battery menjadi tidak efisien sehingga boros.
Ketersediaan Terminal
Ketersediaan terminal juga menjadi penentu keberhasilan penggelaran layanan telekomunikasi. Rencananya client terminal WiMAX ini nanti akan embedded di dalam consumer good seperti note book computer, smart handset, PDA dan lain sebagainya. Karena teknologi ini mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti Intel, Motorola, Samsung dan lainnya dimana tidak ada pihak yang paling dominant di dalam forum, maka kemungkinan ketersediaan terminal WiMAX akan lebih mudah dicapai

Ketersediaan Terminal WiMAX
Jumlah Base Station
Komponen terbesar dalam investasi penggelaran jaringan tanpa kabel adalah infrastruktur base station. Jumlah pelanggan, tingkat performansi yang diinginkan, dan luas cakupan layanan adalah tiga faktor yang menentukan jumlah base station yang perlu digelar. Mengingat sistem BWA menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dibanding teknologi 3G secara umum akan membutuhkan jumlah base station yang lebih banyak untuk mencakup luas layanan, jumlah pelanggan dan availabilitas jaringan yang sama.

Jumlah Sel Base Station antara 3G dan WiMAX
Gambar di atas menunjukkan perhitungan jumlah base station yang dibutuhkan dengan menggunakan asumsi model propagasi Cos-Hatta di frekuensi 1900 MHz, 2500 MHz dan 3500 MHz.

KESIMPULAN
Kelebihan
 WiMAX merupakan teknologi broadband wireless acess yang menawarkan standar open, dengan aplikasi fixed dan mobile (portable).
 Lisensi WiMAX berbasis regional, bukan nasional seperti 3G sehingga biaya lisensi lebih murah dan akhirnya mudah diterima pasar.
 Terminal WiMAX akan embedded di consumer goods, seperti computer notebook, smart phone dan PDA. Karena didukung oleh banyak pihak yang setingkat otorisasinya kemungkinan WiMAX lebih cepat diterima pasar.
Kekurangan
 Karena menggunakan pita spektrum frekuensi tinggi, maka cakupan layanan WiMAX lebih kecil dibanding 3G sehingga jumlah base station yang dibutuhkan untuk mencakup luas yang sama dibutuhkan lebih banyak jumlah base station.
 Alokasi spektrum frekuensi WiMAX memerlukan penyesuaian terhadap alokasi frekuensi eksisting di tiap negara. Ketidakseragaman alokasi frekuensi menyebabkan harga perangkat menjadi mahal.
 Kemampuan ; WiMAX untuk mobilitas akan tidak sebagus sistem seluler dan konsumsi battery akan lebih boros.

REKOMENDASI
 Pemerintah harus tegas mengeluarkan regulasi penataan frekuensi WiMAX agar tidak tumpang tindah terhadap jaringan telekomunikasi eksisting. Penggeseran frekuensi 3.5 GHz yang telah digunakan operator satelit untuk alokasi frekuensi BWA akan berakibat buruk terhadap negara, karena mencari pengganti spectrum frekuensi satelit lebih sulit dibanding frekuensi terrestrial.
 Pemerintah harus mendorong kepada terciptanya masyarakat telekomunikasi dan informasi dengan memfasilitasi penggelaran WiMAX di Indonesia, karena sistem ini relative murah sehingga lebih mungkin diselenggarakan oleh operator kecil.
 Operator BWA harus mempertimbangkan cakupan layanan sesuai dengan permintaan pelanggan dengan tepat karena bila tidak akan dibutuhkan jumlah base station yang banyak sehingga investasi menjadi tidak efisien.

Hazim Ahmadi, Bergabung dengan TELKOM RDC sejak tahun 1996, setelah lulus S1 Teknik Telekomunikasi STT TELKOM. Selama ini bekerja di Lab Wireless dan menangani teknologi broadband wireless, fixed celullar dan celullar.

REFERENSI
1. DitJen POSTEL, “Penataan Spektrum Frekuensi Radio Layanan Akses Pita Lebar Berbasis Nir Kabel”, KOMINFO, Nopember 2006.
2. “Broadband Wireless Access Options”, Qualcomm Inc., Oktober 2006.
3. Doug Gray, “Mobile WiMAX: A Performance and Comparative Summary”, WiMAX Forum, September 2006.
4. Patrick Adhiatmadja, “Wireless Broadband: The Future, today”, Motorola Asia, Nopember 2006.
5. Kajian WiMAX, TELKOM RDC, 2006.
6. Berbagai sumber.

GPS : Satelit Penentu Posisi di Belahan Bumi


(GPS) adalah suatu sistem radio navigasi penentuan posisi dengan menggunakan satelit. GPS dapat memberikan posisi suatu objek di muka bumi dengan akurat dan cepat (tiga dimensi koordinat x, y, z) dan memberikan informasi waktu serta kecepatan bergerak secara kontinyu di seluruh dunia. Satelit GPS mempunyai konstelasi 24 satelit dalam enam orbit yang mendekati lingkaran. Setiap orbit ditempati oleh 4 buah satelit dengan interval antara yang tidak sama. Orbit satelit GPS berinklinasi 550 terhadap bidang equator dengan ketinggian rata-rata dari permukaan bumi sekitar 20.200 km. Dengan adanya 24 satelit di angkasa, 4 sampai dengan 10 satelit GPS setiap saat akan selalu dapat diamati di seluruh permukaan bumi. Sinyal satelit GPS dipancarkan secara broadcast oleh satelit GPS secara kontinyu. Dengan mengamati sinyal satelit menggunakan receiver GPS seseorang dapat menentukan posisi (lintang, bujur) di permukaan bumi. Informasi lainnya yang didapat dari satelit GPS selain posisi adalah kecepatan, arah, jarak, dan waktu. Penggunaan satelit untuk penentuan posisi (dalam pengertian lokasi ataupun ruang) memudahkan para pengguna sistem informasi memperoleh informasi yang diinginkannya.Sejarah Global Positioning SystemGPS dikembangkan pertama kali sebagaiSistem ini merupakan sistem penentuan posisi berbasis satelit, dan sekaligus merupakan tonggak revolusi bidang pengukuran posisi dan navigasi.
Sistem GPS pada awalnya merupakan system navigasi ketentaraan yang dirancang, dilaksanakan, dibiayai, dan dikelola oleh Jabatan Pertahanan Amerika Serikat (DoD). Sistem ini adalah hasil gabungan program U.S. Navy’s TIMATION dan proyek U.S. Air Force’s 621B di bawah tanggung jawab Joint Program Office (JPO). Satelit GPS yang pertama telah diluncurkan pada tahun 1978.
Sistem ini dirancang untuk menggantikan berbagai sistem navigasi yang telah digunakan.Gambar 1. Konstelasi Satelit GPSAdvanced PositioningA-GPS juga merupakan metode yang berbasis pada waktu.Hal ini berarti pada perangkat handset yang digunakan harus memiliki fasilitas untuk mengakses GPS. GPS menggunakan satelit yang memancarkan sinyal radio ke GPS dihubungkan dengan antenna yang menerima sinyal radio untuk mengkalkulasi posisi 2. Metode A-GPSPada dasarnya konsep dasar penentuan posisi dengan GPS adalah reseksi dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui. Operasi sistem ini memerlukan sinkronisasi yang presisi dari clock satelit dengan sistem waktu GPS. Hal ini dimungkinkan dengan digunakannya standar frekuensi atom pada masing-masing satelit dan dilengkapi parameter koreksi clock presisi yang disinkronisasikan dengan sistem waktu GPS.Dari beberapa satelit, akan diukur jarak ke satelit-satelit tersebut terhadap penerima. Maka akan didapatkan 4 variabel (x,y,z,t) sebagai fungsi koordinat posisi penerima dan koreksi clock dari penerima. Untuk hal tersebut maka diperlukan minimal 4 satelit sekaligus.
.
Dengan melakukan pengamatan sinyal-sinyal dari satelit dalam jumlah dan waktu yang cukup, seseorang dapat memprosesnya untuk mendapatkan informasi mengenai posisi, kecepatan, dan waktu atau parameter turunannya. GPS komponen pengendali seluruh aktivitas operasi system. Pemroses data (solusi navigasi), osilator presisi, catu daya, unit perintah dan tampilan, memori, serta perekam data, yang digunakan untuk merekam semua data yang diterima.
Gambar 3. Konfigurasi Receiver GPSSinyal Satelit GPS
ionosfer dan troposfer.
Sinyal satelit GPS yang terlambat sampai ke atmosfer, dikarenakan di atmosfer tersebut mengalami perubahan dalam hal temperatur, tekanan, kelembapan, dan perubahan cuaca. Sistem GPS menggunakan suatu model yang dapat mengkalkulasi rata-rata jumlah delay.
·Sinyal Multipath.
Hal ini terjadi ketika sinyal GPS direfleksikan ke suatu objek seperti bangunan tinggi sebelum sinyal tersebut dapat ditangkap oleh penerima GPS. Bertambahnya waktu perjalanan sinyal untuk sampai ke penerima GPS tersebut dapat mempengaruhi ketelitian pengukuran.
·Kesalahan jam penerima.
Jam penerima yang tidak akurat seperti jam atomic satelit GPS, dapat mengakibatkan kesalahan waktu.
·Kesalahan orbital.
Kesalahan orbital yang juga dikenal sebagai kesalahan efemeris ini merupakan ketidak akurasian lokasi yang dilaporkan oleh satelit penerima GPS.
·Jumlah satelit yang tampak.
Semakin satelit GPS itu jelas terlihat, maka semakin baik ketelitian itu. Bangunan, tanah lapang, interferensi elektronik dapat menghalangi penerimaan sinyal, sehingga dapat menyebabkan kesalahan posisi atau mungkin tidak dapat mendeteksi posisi sama sekali. Oleh karena itu, GPS tidak dapat digunakan di dalam bangunan atau di daerah urban.
·Geometri satelit.
Ini mengacu pada posisi relatif suatu satelit pada satu waktu. Geometri satelit yang ideal yaitu ketika satelit ditempatkan pada sudut yang relatif lebar. Pengukuran yang lemah dihasilkan ketika satelit ditempatkan pada satu garis atau dalam suatu kelompok yang padat.
·Penurunan kualitas sinyal satelit.
Selective AvailabilitySegmen Sistem GPSGambar 5. Segmen system GPSa.Segmen KontrolSegmen kontrol terdiri dari suatu sistem yang mengontrol kegiatan satelit GPS yang tersebar di seluruh dunia. Selain mengontrol dan memonitor satelit, segmen kontrol ini juga berfungsi menentukan orbit dari seluruh satelit GPS yang merupakan informasi paling penting untuk penentuan posisi dengan satelit GPS.Segmen kontrol ini terdiri dari Ground Control Stations (GCS), Monitor Stations (MS), Prelaunch Compatibility Station (PCS), dan Master Control Station (MCS). MS bertugas mengamati secara kontinyu seluruh satelit GPS. Seluruh data yang dikumpulkan oleh MS ini kemudian dikirimkan ke MCS untuk diproses guna memperoleh parameter-parameter penting lainnya. Hasil perhitungan tersebut dikirimkan ke GCS untuk selanjutnya dikirimkan ke satelit-satelit GPS.b.Segmen satelit terdiri dari satelit-satelit GPS. Konstelasi GPS terdiri dari 24 satelit yang menempati enam buah bidang orbit yang berbentuk mendekati lingkaran, dengan masing-masing bidang orbit ditempati empat buah satelit. terhadap bidang khatulistiwa bumi dan bergerak dengan periode 12 jam.
Selain daripada itu, sistem ini juga digunakan untuk sistem penentuan posisi dalam peperangan dan digunakan untuk menjejak satelit yang orbitnya rendah.Pengguna SipilPada awalnya penggunaan sistem GPS bagi pengguna sipil hanya ditujukan untuk tujuan navigasi saja. Dalam bidang berbagai aplikasi survey geografis, GPS menggantikan metode konvensional hampir di berbagai aplikasi. Dari sisi produktivitas dan penghematan waktu bahkan mencapai 75% menggunakan metode yang sama. Dalam situasi signal GPS teralang misalnya di sebuah lembah pedesaan, GPS dapat diintegrasikan dengan perangkat konvensional lainnya. Metode ini dikenal sebagai Hybrid-GPS.
Penggunaan lebih lanjut dari GPS akan mencakup aplikasi control dan panduan bagi mesin tanpa awak, untuk keperluan explorasi pada wilayah-wilayah berbahaya di bumi, atau bahkan di planet tetangga kita mars.
Hadi Haryanto Penulis juga aktif dalam berbagai riset konsultansi bagi layanan dan jaringan CDMA.
Referensi
·Introduction to GPS: the Global Positioning System. by Ahmed El-Rabbany, Artech House mobile communications series, 2002

Sabtu, 09 Agustus 2008

Sikecil Bungsu


Malam tidur diatas jam 10 ~ 11 malam, minum dodot sambil nonton film dono di ANTV film kesayangannya tidak pernah terlewat setiap malam. Sudah pasti bangunnya juga kesiangan. Suka mengerjakan pekerjaan sendiri tanpa bantuan orang lain, murah senyum, suka ngoceh, rasa pingin tahunya tinggi, manja, murah tersinggung. Kami dikeluarga memanggilnya Sani nama lengkapnya Irtiza Sani anak ke enam dari enam bersaudara.

Lahir di Bandarlampung satu hari setelah hari Ibu Kartini tanggal 22 April 2006. Gampang mengingat sesutu, apabila jalan -jalan keluar rumah, Dia akan menyebut satu persatu yang pernah dilalui dan dikunjungi, Kok pulang....pasti kendaraan menuju kearah rumah.


Profil


Nama : Irtiza Sani

Agama : Islam

Lahir : di Bandarlampung

Tanggal 22 April 2006

Cita-Cita : Dokter

Telepon : 0721-7629333, pasti saya jawab halo

Email : Email papa aja



Sani tunggu !! kenalan dong.

Jumat, 08 Agustus 2008

Mau Tahu Speedy

SPEEDY
Speedy adalah produk Layanan internet access end-to-end dari PT. TELKOM dengan basis teknologi Asymetric Digital Subscriber Line (ADSL), yang dapat menyalurkan data dan suara secara simultan melalui satu saluran telepon biasa dengan kecepatan yang dijaminkan sesuai dengan paket layanan yang diluncurkan dari modem sampai BRAS (Broadband Remote Access Server).
Teknologi ADSL yang digunakan memungkinkan pelanggan yang satu dengan pelanggan yang lain berkomunikasi menggunakan data dan voice secara bersamaan, tanpa saling mengganggu. Kenapa ? Karena adanya pemisahan line suara ( voice ) dan data dengan frekuensi carrier yang berbeda. Frekuensi voice yang digunakan adalah 0.3 KHz s/d 4.3 KHz sedang data untuk uplink 30KHz ~ 138 KHz, downlink : 138KHz~1.1 MHz untuk panjang kabel antara 4.5 ~ 5 Km. Modulasi yang digunakan Discrete Multi Tone, pembagian spectrum dari 1 MHz menjadi 256 sub-Chanel sub-chanel dengan bandwidth 4.3125 KHz.
Hal itulah yang menyebabkan pelanggan bisa berhalo -ria tanpa mengganggu aktivitas akses internet.
Konfigurasi Jaringan Speedy disisi pelanggan selain terdapat Modem ADSL( Asymetric Digital Subscriber Line ) , juga dipasang splitter yang berfungsi sbg filter pemisah antara frekuensi tinggi dan frekuensi rendah untuk dirobah kembali disisi pelanggan sehingga diperoleh menjadi voice dan data.
Teknologi ADSL ( Asymentric Digital Subscriber Line ) menggunakan Frekuensi Devision Multiplexing dibagi menjadi uplink dan downlink chanels tidak sama antara kirim dan terima. Untuk arah kirim bit rate yang dikirim lebih kecil sebesar 1 Mbs dibanding untuk arah terima sebesar 8Mbs.
Jaringan Speedy kearah sentral Telkom menggunakan perangkat DSLAM yang berfungsi sbg sentral modem terhubung ke Agregator melalui ATM switch untuk diteruskan ke BRAS ( Boradband Remote Access Server ). Disamping Agregator terhubung ke BRAS, Agregator juga dikontrol dan dimonitor oleh NMS sebagai server data.

DSLAM(Digital Subscriber Line Access Multiplexer). Adalah Konfigurasi perangkat xDSL yang secara fisik modem sentralnya berupa card module yang berisi banyak modem sentral. DSLAM sebagai modem sentral dapat berisi berbagai jenis teknologi x-DSL (ADSL, SDSL, HDSL, G.Lite, dll).


FungsiDSLAM


•Sebagai filter Voice dan Data
•Sebagai Modulator / Demodulator DSL
•Sebagai Multiplexer (SebagaiATM )
-VP Multiplexing
-VC Multiplexing
-SVC Support
-Transparent Forwarding of UNI Signaling
-Traffic management
-OAM Functionality


Jenis DSLAM Berdasarkan Kapasitas
1.Stand alone (Back to Back)
2.Mini DSLAM
•Compact
•Modular
3.Standard Density
4.High Density
5.Ultra Density
6.Extreme Density

JenisDSLAM BerdasarkanLokasi
•Indoor

DSLAM yang ditempatkan dalam gedung
-STO Telkom
-HRB, Mall, Apartment, Hotel dan lain-lain

•Outdoor

DSLAM yang ditempatkan diluar gedung yang menggunakan kabinet sendiri, perlu catuan listrik dan biasanya diletakan disamping RK (rumahkabel)


Istilah-istilah Dalam Konfigurasi DSLAM

•Cascade: hubungan antara perangkat DSLAM dengan DSLAM lainnya yang masih dalam 1 produk. Antarmukanya sama dengan antarmuka kejaringan backbone, seperti STM1, E3.
N x E1 STM-1 FO DSLAM DSLAM STO HRB RAS PSTN/STO Global Internet

•Daisy chain: Konfigurasi cascade DSLAM secara serial. Suatu DSLAM hanya terhubung ke 1 DSLAM berikutnya

•Star: Konfigurasi cascade DSLAM model bintang. Suatu DSLAM dapat terhubung kebeberapa DSLAM.
DSLAM

FUNGSI ATM SWITCH

•Titik penyambungan/switching (cross connect) antara DSLAM dan RAS
•Sebagai gateway jaringan ATM
•Multiplexer paket ATM dari DSLAM
•Titik interkoneksi antara ATM dan IP


FUNGSI RAS
•Melakukan routing dari user ke ISP tujuan
•IP Management
•Konfigurasi interface user
•Sebagai ISP gateway
•Sebagai internet gateway (Astinet)


FUNGSI NMS
•DSLAM management
–Monitoring status/kondisi DSLAM
–Buka/tutup port pelanggan
–Setting speed pelanggan
–Monitoring status/kondisi modem pelanggan
•ATM Switch management
•RAS management
•Radius management

FUNGSI RADIUS
Remote Authentication Dial In User Service (

•FungsiAAA
–Authentication–mengidentifikasi user melalui user name, password, calling number
–Authorization–melayani akses user sesuai dengan service level nya(LDAP)
–Accounting–melakukan proses billing and informasi penggunaan seorang user Service)

Sekilas Telkom


PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. TELKOM (yang selanjutnya disebut juga Perseroan atau Perusahaan) menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wire line), jasa telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular), data & internet dan network & interkoneksi baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. Sampai dengan 31 Desember 2006 jumlah pelanggan TELKOM sebanyak 48,5 juta pelanggan yang terdiri dari pelanggan telepon tidak bergerak kabel sejumlah 8,7 juta, pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel sejumlah 4,2 juta pelanggan dan 35,6 juta pelanggan jasa telepon bergerak. Pertumbuhan jumlah pelanggan TELKOM di tahun 2006 sebanyak 30,73% telah mendorong kenaikan Pendapatan Usaha TELKOM dalam tahun 2006 sebesar 23% dibanding tahun 2005. Sejalan dengan visi TELKOM untuk menjadi perusahaan InfoComm terkemuka di kawasan regional serta mewujudkan TELKOM Goal 3010 maka berbagai upaya telah dilakukan TELKOM untuk tetap unggul dan leading pada seluruh produk dan layanan. Hasil upaya tersebut tercermin dari market share produk dan layanan yang unggul di antara para pemain telekomunikasi. Selama tahun 2006 TELKOM telah menerima beberapa penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri, di antaranya The Best Value Creator, The Best of Performance Excellence Achievement, Asia’s Best Companies 2006 Award dari Majalah Finance Asia. Saham TELKOM per 31 Desember 2006 dimiliki oleh pemerintah Indonesia (51,19%) dan pemegang saham publik (48,81%), yang terdiri dari investor asing (45,54%) dan investor lokal (3,27%). Sementara itu harga saham TELKOM di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2006 telah meningkat sebesar 71,2% dari Rp 5.900,- menjadi Rp 10.100,-. Kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir 2006 sebesar USD 22,6 miliar. Dengan pencapaian dan pengakuan yang diperoleh TELKOM, penguasaan pasar untuk setiap portofolio bisnisnya, kuatnya kinerja keuangan, serta potensi pertumbuhannya di masa mendatang, saat ini TELKOM menjadi model korporasi terbaik Indonesia

Mengapa Flexi memakai CDMA

Teknologi CDMA

CDMA ( Code Division Multiple Access ) adalah Kode yang digunakan pada sistem spread spectrum memiliki sifat acak tetapi periodik sehingga disebut sinyal acak semu (pseudo random).Kode tersebut bersifat sebagai noise tapi deterministik sehingga disebut juga noise semu (pseudo noise).Pembangkit sinyal kode ini disebut Pseudo Rando Generator (PRG) atau pseudo noise generator (PNG).PRG akan melebarkan dan sekaligus mengacak sinyal data yang akan terkirimkan.Dalam komunikasi spread spectrum semakin lebar bandwidth akan semakin tahan terhadap jamming dan akan semakin terjamin tingkat kerahasiaannya.

Satu keunggulan CDMA yang tidak terdapat pada sistem seluler lain adalah ketahanan sinyalnya terhadap pantulan gedung-gedung (multipath fading)
CDMA dirancang mampu menerima dan menggabungkan sinyal-sinyal pantulan untuk mendapatkan penerimaan yang terbaik. Hal ini dimungkinkan karena penggunaan rake receiver

Konsep CDMA
o Banyak Pengguna Menduduki Alokasi Frekuensi Dan Waktu Yang Sama (Kode Unik Untuk Setiap User).
o 2 Katagori : “Direct Sequence (Ds) Dan Frequency Hopping.
o Dalam Sistem Cellular Menggunakan “Direct Sequence” (Ds-ss). Dalam Ds-ss Transmitter, Setiap Signal Informasi Pelanggan Dimodulasi Dengan Suatu Pn Code Yang Unik Yang Men-spreadspectrum Dari Signal Informasi Aslinya. Dalam Ds-ss Receiver, Spread Signal Didemodulasi Dengan Pn Code Yang Identik.

Udara dlm ruangan adalah media. Bahasa adalah kode , setiap pasangan menggunakan bahasa yang berbeda-beda. Pasangan lain adalah sumber interferensi. Kapasitas dibatasi oleh seberapa besar noise interferensi mampu ditolerir.

Kapasitas sistem CDMA dipengaruhi oleh faktor-faktor :
Bandwidth sinyal setelah spreading (W)
Laju bit informasi (R)
Rasio Energi bit terhadap daya noise total (Eb/No)
Voice activity (Vf)
Interference factor (f)
Gain sektoral (l)
Faktor ketidaksempurnaan power control (h)
Cell Loading Factor (r)

SSS ( Switching SubSystem )
Berfungsi :
Call control dan mobility management, contoh : registrasi,
call setup, location update, handoff dsb
Call features dan supplementary services, contoh : call
waiting, paket data, fax, internet, SMS
Interface ke PSTN/ISDN/PLMN/PSPDN
Interface ke OMC/NMS/Billing system
terdiri dari :

MSC/VLR
HLR/AuC

HLR (Home Location Register)
Data base MS information
• Electronic Serial Number (ESN)
• Mobile Identity Number (MIN)
• Profile information
• Current location
• Authorization period
AuC (Authetication center)
Mengeksekusi algoritma authentikasi
Membangkitkan SSD (Shared Secret Data)
Merecovery gangguan authentikasi

BTS ( Base Transciever )
Bertanggung jawab mengalokasikan kanal (Walsh code) dan daya (power) untuk konsumsi pelanggan.
Mempunyai perangkat radio fisik yang digunakan untuk mengirim dan menerima sinyal cdma2000.
Beberapa kanal lojik dan kanal fisik yang dialokasikan oleh BTS pada saat menetapkan kanal untuk suatu pelanggan :
Fundamental Channels (FCHs)
FCH forward power
Walsh code required

BSC ( Base System Controller )
Bertanggung jawab untuk mengontrol semua BTS yang ada di bawah pengawasannya.
Merutingkan paket dari BTS ke PDSN atau dari PDSN ke BTS.
Merutingkan trafik TDM ke circuit-switched platform (MSC).

Router
Merutingkan paket-paket ke dan dari berbagai elemen jaringan di dalam sistem cdma2000.
Juga bertanggung jawab untuk mengirimkan dan menerima paket dari jaringan internal ke
jaringan eksternal (offnet platform) atau sebaliknya.

PDSN ( Packet Data Serving Node )
Tujuan dari PDSN adalah mendukung layanan-layanan data dan melakukan fungsi-fungsi utama sebagai berikut :
membangun, memelihara dan menghentikan sesi Point-to-Point Protocol (PPP) dengan pelanggan.
mendukung layanan-layanan paket Simple IP dan Mobile IP.
Membangun, memelihara dan menghentikan logical links ke Radio Network (RN) melalui interface radio-packet (RP).
Menginisiasi Authentication, Authorization, dan
Accounting (AAA) untuk mobile station client ke AAA server
Merutingkan paket-paket ke dan dari jaringan data paket eksternal.

AAA ( Authentication, Authorizatioan, Accounting )
AAA server berkomunikasi dengan PDSN lewat IP dan melakukan fungsi-fungsi utama :
Authentication yang diasosiasikan dengan PPP dan koneksi Mobile IP
Authorization (profil layanan serta manajemen dan distribusi kunci keamanan) Accounting


Home Agent (HA)
adalah komponen utama ketiga untuk jaringan layanan data paket cdma2000.
Melakukan banyak tugas, yang salah satu diantaranya adalah tracking lokasi pelanggan
Mobile IP, ketika bergerak dari zona paket satu ke zona paket yang lain.

PHYSICAL CHANNEL :
Walsh code/Long PN Code(orthogonal code) merupakan kanal fisik.
Sesuai arahnya dibedakan menjadi :
1. Forward Channel (dari BTS ke Subscriber)
2. Reverse Channel (dari Susbsriber ke BTS)

LOGICAL CHANNEL :
Tergantung pada jenis informasi yang ditransmisikan antara MS dan BTS.
Jenis informasi : user data & control signalling. Kanal logical dimappingkan (maped) pada kanal fisik.

No.huruf menunjukkan
1. Arah
2. Common/Dedicated
3. Fungsi (sig/traffic)
4 & 5 Channel
Logical channel
A. Control (signalling)Channel
B. Traffic Channel
Physical Channel :
A. Forward Channel
B. Reverse Channel
1. Forward
2. Dedicated
3. Control
4&5. Channel

1. Forward Link
2. Reverse Link

Masing-masing kanal kode tsb disebarkan secara ortogonal dengan
Fungsi Walsh yang sesuai dan kemudian disebarkan secara kuadratur
dengan sepasang PN Code pada fixed chip rate 1,2288 Mcps.

Pilot Chenel
Merupakan sinyal spektrum tersebar tak bermodulasi yang dipancarkan terus-menerus oleh Base Station.
Digunakan oleh Mobile Station untuk keperluan sinkronisasi sistem awal.
Memberikan referensi fasa bagi Mobile Station untuk keperluan deteksi koheren.
Digunakan untuk mengukur kuat sinyal dalam mendukung proses handoff.
Menggunakan kode WALSH 0 (W0).

Sync Chanel
Digunakan oleh MS untuk mendapatkan informasi timing dan informasi khusus sel. (dengan Sync Ch. MS dapat meng-adjust timingnya ke normal system timing) Disebarkan dengan W32) pada kecepatan chip 1,2288 Mcps dan dipancarkan oleh Base Station secara kontinyu.
Untuk suatu base station tertentu, Sync Channel menggunakan pilot PN offset yang sama seperti pada Pilot Channel.

Pesan-pesan yang dimuat di dalam Sync Channel adalah :
Pilot PN Offset (of the serving BTS)
System Time (GPS time)
State of the Long PN Code (at the time given by the SYS_TIME)
Common Air Interface Revision Level (set this field to “00000XXX” System ID Network ID
Paging Channel Data Rate (4,8 kbps atau 9,6 kbps) kode Walsh 32

Paging Channel
Digunakan oleh sistem CDMA untuk mengirimkan pesan-pesan overhead dan pesan-pesan yang ditujukan kepada MS.
Paging channel mengirimkan informasi pada kecepatan data 9600 atau 4800 bps dengan durasi frame 20 ms.
Kode Walsh 1 sampai 7 dapat digunakan untuk paging channel. Tetapi operator dapat menggunakan kurang dari 7 kanal paging.
Pesan-pesan yang dimuat dalam Paging channel antara lain :
System parameters Message
Neighbour List Message
Access Parameters Message
CDMA Channel List Message
Slotted Page
Channel Assignment
Feature Notification
(pilot PN sequence offset,BS identifier, no. of paging ch., etc.)
(neighbor pilot PN sequence offset)
(defines parameters needed by MS to transmit on an access ch.)
(informs the mobile that it can receive a call)
(informs the mobile of the new CDMA freq. that it should tune to)
(supply display information to be displayed by MS)
Pada saatMS di paging oleh BTS, maka MS harus merespon panggilan tersebut melalui
Access Ch (ada 32 ACH). Melalui informasi ini MS diberitahu menggunakan ACH yg mana.


Porward Traffic Channel
Digunakan untuk pengiriman informasi user dan informasi signaling ke Mobile Station selama panggilan.
Base station mengirimkan informasi dalam Forward Traffic Channel pada bit rate yang bervariasi, yaitu : 9600, 4800, 2400 dan 1200 bps. Setiap kanal trafik dibedakan secara unik dengan kode Walsh. Kode Walsh yang sudah dialokasikan untuk suatu MS dalam suatu sel omni (atau sektor), tidak dapat digunakan oleh MS lain di dalam sel/sektor tersebut selama berlangsungnya pembicaraan. Forward Traffic channel dapat terdiri dari Fundamental Code Channel dan Supplementary Code Channel.

Fundamental & Supplementary Code
Channel
Walsh Code i
Walsh Code i + 1
Fundamental Supplemental
Power Control Subchannel

Traffic Channel consisting of 2 Code Channels Cirinya jika Fundamental menggunaan WC I maka Supplemental harus menggunakan WC I+1 dan menggunakan rate set yang sama PCB hanya bleh disisipkan pada Fundamental ch. Sedangkan Supp. Hanya murni utk high speed Data

Fundamental Code Channel
digunakan untuk mengirimkan data user, signalling dan power control sub-channel Supplemental Code Channel menyediakan kemampuan ‘high speed data’ bagi pelanggan. Bit rate dari suatu Fundamental Code Channel tunggal dibatasi oleh format frame Rate Set. Forward Traffic Channel dapat memuat beberapa Supplemental Channel untuk menyediakan bit rate yang diperlukan. Setiap Supplemental Code Channels memerlukan suatu kode Walsh tambahan yang unik. Supplemental Code Channel selalu memancar pada rate maksimum untuk rate set yang digunakan dan tidak membawa informasi signalling atau power control sub-channel. Reverse Traffic Channel,Access Channel

Reverse CDMA Link adalah link antara Mobile Station dan Base Station

Reverse CDMA Link
Secara substansial berbeda dengan forward link. Perbedaan utama terletak pada persyaratan power control dan sifat non-coherent dari reverse link.
Reverse CDMA channel diidentifikasi dengan pergeseran waktu yang unik dari Long PN Code. Ingat bahwa PN Code yang digeser waktunya, mempunyai korelasi yang sangat kecil satu sama lain.
Pelanggan-pelanggan dalam arah reverse dibedakan melalui pergeseran unik dari Long PN Code.

Terdapat dua tipe kanal pada arah reverse :
Access Channel
Reverse Traffic Channel

Data yang ditransmisikan pada reverse CDMA channel dikelompokkan dalam frame 20 ms.
Reverse CDMA Channel Contoh kanal-kanal reverse CDMA yang diterima pada suatu base station

Access Channel
Access Channel adalah suatu reverse CDMA code channel yang digunakan oleh MS untuk memulai komunikasi dengan base station dan untuk merespon pesan kanal paging.
Satu atau lebih Access Channel dipasangkan dengan setiap kanal paging Kecepatan data access channel adalah konstan pada 4800 bps dan mempunyai durasi frame 20 ms.
Kapan MS menggunakan Access Ch :
• Pada saat meresponse kanal paging dari BTS
• Pada saat registrasi
• Pada saat melakukan Call (originating)

REGISTRATION
Memberitahu BS mengenai status lokasi MS, identifikasi dan parameter-parameter lain. Ini diperlukan agar BS dapat secara efisien memanggil MS ketika membangun hubungan.

ORDER
Typical Order message : BS Challenge, SSD Update Confirmation, SSD Update Registration, MS Acknowledgement, Local Control Response, MS Reject.

DATA BURST
Data message yang dibangkitkan user dan dikirimkan oleh MS ke BS.

ORIGINATION
Memungkinkan MS untuk menempatkan suatu call - mengirimkan dialed digits.

PAGE RESPONSE
Respon MS terhadap suatu page atau slotted-page dalam melanjutkan proses penerimaan panggilan.

AUTHENTICATION CHALLENGE RESPONSE
Berisi informasi yang diperlukan untuk validasi identitas MS.
Reverse Traffic Channel
Reverse Traffic Channel (RTC) digunakan untuk pengiriman informasi user dan signalling ke BS selama panggilan.
RTC dapat menggunakan kecepatan transmisi yang bervariasi, yaitu : 9,6/4,8/2,4 atau 1,2 kbps
Pada pembentukan RTC digunakan skema modulasi orthogonal yang diikuti oleh data burst randomizer. Data burst randomizer menentukan kapan pemancar MS harus “OFF” untuk mengurangi daya pancar rata-rata (memanfaatkan periode berkurangnya aktivitas pembicaraan).
Supplemental channel dapat digunakan sesuai kebutuhan untuk mendukung “high speed data” pada reverse link. Supplemental channel tersebut dikirimkan dengan offset unik dari Long PN Code.

Fiber Optic Telkom


1. Struktur Serat Optik
Serat Optik merupakan satu di antara media transmisi fisik yang menyalurkan informasi yang menggunakan gelombang cahaya. Struktur Serat Optik terdiri dari suatu inti serat yang transparan dengan indeks bias n1 dikelilingi oleh lapisan selimut yang trasnparan dengan indeks bias rendah dari inti yaitu n2.
Struktur Serat Optik pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Bagian yang utama dinamakan bagian inti (core), dimana gelombang cahaya dikirimkan akan merambat dan mempunyai indeks bias lebih besar dari lapisan kedua. Terbuat dari kaca (glass) yang berdiameter 2-125 mm, dalam hal ini tergantung dari jenis serat optiknya.
Bagian yang kedua dinamakan selimut (cladding), dimana bagian ini mengelilingi inti dan mempunyai indeks bias lebih kecil dibandingkan dengan bagian inti. Terbuat dari kaca yang berdiameter 5-250 mm, juga tergantung dari jenis serat optiknya.
Bagian ketiga yaitu lapisan jaket (coating), dimana bagian ini merupakan pelindung, selimut inti dan selimut. Terbuat dari bahan plastik yang elastis.

Standar penulisan serat optik :
SM = Single Mode
GI = Graduated index
SI = Step Index Multi Mode
DSF = Dispertion Shift Fiber
Kemudian jenis penanaman :
D = Duct
A = Aerial
B = Buried Direct
S = Submarine
I = Indoor
Jenis Kabel Optik :
LT = Loose Tube
SC = Slotted Core
TB = Tight Buffered
Sedangkan untuk struktur penguat :
SS = Solid Steel core
WS = Standart Wire Steel
GRP = Glass Reinforced Plastik
Contoh untuk kode pembacaan. Misal tertulis :
N TELKOM 1994 Trade Mark SM A SC6 3T 2Q

Maka kode tersebut dibaca kabel optik Telkom pembuatan tahun 1994 type Single Mode. Dengan kabel udara jenis Slotted Core dan berpenguat menggunakan Solid Steel Core jumlah 6 buah, dengan 3 Tube dan 2 Quad kabel tembaga.

v Keuntungan dan Kerugian serat optik
Keuntungan serat optik :
1. Penambahan kanal / kapasitas terpasang lebih mudah
2. Tidak ada cakap silang ( cross talk )
3. Tidak berkarat
4. Lebih ekonomis
5. Tahan temperatur tinggi
6. Konsumsi daya rendah
Kerugian serat optik :
1. Tidak menyalurkan listrik, jadi pada sistem repeater membutuhkan catuan
2. Perangkat sambung relatif lebih sulit
3. Perangkat terminasi lebih mahal
4. Perbaikan lebih sulit
Refleksi : pemantulan
Reflaksi : pembiasan
Refraktive : index bias

v Landasan Teori
Cahaya dari medium berindeks bias kecil ke medium berindeks bias besar maka akan dibiaskan mendekati garis normal. Contoh udara ke air dibiaskan mendekati garis normal. Itu makanya pensil kelihatan lebih pendek ketika dicelupkan ke dalam air, dan kelihatan patah.
Cahaya dari medium berindeks bias besar ke medium berindeks bias kecil maka akan dibiaskan menjauhi garis normal.
Pemantulan terjadi apabila sinar dari medium
Indeks bias core pasti selalu lebih besar dari cladding, maka n1>n2

Ø Macam serat optik menurut susunannya :
Single Core
Ribbon
Ø Jenis serat optik menurut susunanya :
Jenis Pipa longgar ( Loose Tube = LT ) saat ini max mempunyai 8 tube, dan 1 loose tube = 12 serat.
Jenis alur ( Slotted Core = SC ) ditempatkan pada slot, max 1000 – 3000.
Ø Jenis serat optik menurut konstruksi dan peruntukannya :
Kabel Duct ( D )
KTTB ( B )
Kabel Atas Tanah ( Aerial = A )
Kabel Rumah ( I = Indoor )

v Susunan Kabel Optik sesuai dengan urutannya
1. Untuk Kabel Tanah Tanam Langsung
Dari Luar ke dalam :
a) Outer Sheath ( Kabel PE Luar ) yang terdiri dari PBTP / HDPE ( terbuat dari PE Hitam )
b) Coogurated Steel Armor / Laid Steel Tape ( Pelindung terbuat dari baja )
c) Inner Sheath ( Kabel PE Dalam ) yang terdiri dari PBTP
d) Aluminium Tape ( Lapisan pelindung elektris aluminium )
e) Water Blocking Tape
f) Flooding Jelli ( Jelli filled Interstices )
g) Binding Tapes ( Pita penanda 1 bungkus ) optional *
h) PBTP Tube ( Poy Etelyne ) Insulation
i) Soft Cooper conductor optinal ( kalau ada berpenguat cooper ) *
j) Single Mode Color coded Optional fibers.

2. Untuk Kabel Duct
Dari Luar ke Dalam :
a) Outer Sheath ( Kabel PE Luar ) yang terdiri dari PBTP / HDPE ( terbuat dari PE Hitam )
b) Aluminium Tape ( Lapisan pelindung elektris aluminium )
c) Water Blocking Tape
d) Flooding jelli ( Jelli Filled Interstices )
e) Binding Tape ( Pita penanda 1 bungkus ) optional *
f) PBTP Tube ( Poy etelyne ) Insulation
g) Soft Cooper conductor optional ( kalau ada berpenguat cooper ) *
h) Single mode Color Coded Optional Fibers.
Ditengahnya pakai PE Sheat dan central strenght member. Lihat bedanya dengan KTTL, Kabel Duct tidak memakai coogurated steel armour, dan inner PE.

3. Untuk Kabel Udara ( Aerial )
Dari Luar ke dalam :
a) Outer Sheath ( Kabel PE Luar ) yang terdiri dari PBTP / HDPE ( terbuat dari PE Hitam )
b) Aluminium Tape ( Lapisan pelindung elektris aluminium )
c) Water Blocking Tape
d) Poly aramid yarn optional *
e) Flooding jelli ( Jelli Filled Interstices )
f) Binding Tape ( Pita penanda 1 bungkus ) optional *
g) PBTP Tube ( Poy etelyne ) Insulation
h) Soft Cooper conductor optional ( kalau ada berpenguat cooper ) *
i) Single mode Color Coded Optional Fibers.
Lihat bedanya dengan KTTL, kabel udara tidak memakai coogurated steel armour, dan inner PE hanya itu, tetapi ada tambahannya yaitu ada steel messengger, dan PE luar menyatu dengan PE steel messengger.

Untuk Kabel Rumah 2 sampai 6 fiber :
1. Outer Sheath
2. Mechanical Reinforcement
3. Secondary Coating
4. Optical fiber

Spesifikasi Teknis :
1. Apabila ada bending, maximum adalah 20 kali diameter fiber optik. Dan redaman maksimum adalah 0,1 dB
2. Radius bending adalah 3 cm
3. Jumlah lilitan bending adalah 100 kali

Untuk Kabel Single mode 1310 nm :
1. Diameter 9,3 + / - 0,5 mikro meter
2. Concentricity error kurang dari 1 mikro meter
3. Cladding diameter 125 + / - 2 mikro meter

Untuk Kabel Single mode 1550 nm :
1. Diameter 7,0 – 8,3 + / - 0,5 mikro meter
2. Concentricity error kurang dari 1 mikro meter
3. Cladding diameter 125 + / - 2 mikro meter

2. Karakteristik – Karakteristik pada Serat Optik

Karakteristik :
1. Maksimun redaman per km ( 1330 nm ) 0,4 dB/km
2. Maksimum redaman konektor adalah 0,5 dB x n
3. Maksimum redaman sambungan adalah 0,2 dB x n
4. Maksimum redaman per km ( 1550 nm ) 0,25 dB/km
5. Minimum bending radius = 20 x Optikal diameter
6. Max dispersi cromatic = 3,5 ps/ (nm.km)
7. Zero dispersion wavelength 1550 + / - 15 nm

Temperatur
1. Temperatur operasi 10 – 50 derajat celcius
2. Kelembaban operasi 20 – 100 %
3. Tempat penyimpanan 10 – 70 derajat celcius
4. Kelembaban penyimpanan 20 – 95 %


Secara garis besar rugi – rugi optik ada 2 :
1. Intrinsik ( faktor dari dalam optik itu sendiri )
2. Ekstrinsik ( faktor dari luar optik itu sendiri )

Intrinsik :
a) Penyerapan ( absorption loss )
b) Penghamburan ( scattering loss ) penghamburan ini disebabkan oleh Rayleigh scattering, microbending, dore size variation, dan mode coupling ( terjadi karena perubahan pada diameter inti ). Terjadi karena facet – facet yang membiaskan cahaya.

Ekstrintik :
a) Rugi penghamburan, busur api, mechanic splice, conector splice
b) Return loss ( fresnel reflection ) pantulan fresnel. Biasanya terjadi pada ujung serat. Apabila cahaya melewati antara dua buah material yang berbeda indeks bias maka sebagian cahaya tersebut akan direfleksikan.
c) Bengkokan ( macro bending )

HFC adalah Hybrid Fiber Coax. Jaringan transmisi broadband ( pita lebar ) gabungan antara fiber optik dan kabel coaxial. Frekuensi 50 sampai dengan 862 MHz ( down stream ) dan 4 sampai 40 MHz ( up stream ).
Headend : pusat pengendali jaringan dan pemrosesan berbagai layanan HFC yang akan didistribusikan kepada pelanggan.
Access Network : bagian jaringan HFC dari Distribution Hub s/d CIU ( customer Interface Unit ) termasuk kedalaman ODN ( Optical Distribution Network )
Customer Network : bagian dari HFC dari CIU s/d terminal pelanggan ( Customer Terminal ) baik di sambungkan maupun melalui set top box.

Jasa yang dapat di salurkan HFC :
1. Video Analog
2. Video digital
3. Radio Digital
4. VOD ( Video On Demand )
5. Voice

Alokasi band width :
1. TV Analog = 8 MHz
2. TV Digital MPEG2 = 6,0 MB.s ( 1,5 MHz )
3. 1 FM Audio Signal = 1/10 analog video signal

Aplikasi Jarlokaf :
1. FTTZ = konfigurasi kabel fo hanya sampai RK ( dapat di anggap pengganti kabel primer )
2. FTTC = konfigurasi kabel fo hanya sampai DP ( dapat dianggap pengganti kabel primer dan sekunder )
3. FTTB = konfigurasi kabel fo hanya sampai KTB ( dapat dianggap pengganti DCL ) analogi sebagai DCL
4. FTTH = konfigurasi kabel fo hanya sampai KTB ( dapat dianggap pengganti kabel primer dan sekunder dan drop wire ) tetapi untuk rumah – rumah.

Ditinjau dari indeks bias dan mode gelombang yang terjadi pada perambatan cahaya serat optik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Multi Mode Step Indeks
Serat Multi Mode Step Indeks (SI) dibuat dari bahan campuran multi komponen kaca atau silica.
Susunan tipe dari serat kaca multimode SI, yaitu:
Diameter Inti (core) : 50-250 mm
Diamter Selimut (cladding) : 125-400 mm
Diameter Jaket (coating) : 250-1000 mm
Numerical Aperture : 0.16-0.5
Redaman : 4-20 dB/km
Lebar Pita Frekuensi (bandwidth) : 6-25 MHz
Pemakaian : jarak pendek, bandwidth terbatas dan
harga relatif lebih murah
Keuntungan : pembuatan dan penyambungannya mudah
Kelemahannya : terjadinya banyak dispersi dan kapasitas bandwidth kecil
Pada serat optik jenis ini redamannya masih terlalu besar dibandingkan dengan jenis serat optik lainnya. Maka dalam sistem transmisi pemakaiannya digunakan dalam jarak pendek.

2. Multi Mode Graded Indeks
Serat Multi Mode Graded Indeks mempunyai tampang muka bertingkat pada intinya dan juga dibuat dengan menggunakan kaca multi komponen atau diberi silica, namun cenderung dibuat dari materi dengan bahan campuran yang lebih tinggi daripada serat multi mode step indeks agar mengurangi redaman serat. Indeks bias inti besarnya tidak sama (bertingkat-tingkat), semakin mengecil mendekati lapisan luar pada seluruh inti serat yang berharga n1, akan tetapi lebih besar daripada indeks bias selimutnya yang berharga n2, (n1 > n2).
Tampilan karakteristik dari serat multi mode graded indeks pada umumnya lebih baik dibandingkan dengan serat multi mode step indeks.
Susunan tipe dari serat kaca multi mode graded indeks, yaitu:
Diameter Inti (core) : 30-60 mm (standar 50 mm)
Diamter Selimut (cladding) : 100-150 mm (standar 125 mm)
Diameter Jaket (coating) : 250-1000 mm
Numerical Aperture : 0.2-0.3
Redaman : 2-10 dB/km
Lebar Pita Frekuensi (bandwidth) : 150 MHz – 2 GHz
Pemakaian : jarak menengah,
bandwidth menengah hingga besar dan sumber cahaya bisa koheren
( LED ) dan inkoheren ( Laser )

Multi mode grade indeks
Keuntungan : dispersi yang lebih sedikit dan kapasitas bandwith yang lebih lebar
Kelemahannya : pembuatan lebih sulit dan harganya lebih mahal
Pada serat optik jenis ini redamannya lebih kecil dibandingkan dengan jenis serat optik multi mode step indeks. Maka dalam system transmisi pemakaiannya digunakan dalam jarak menengah.

3. Single/Mono Mode Step Indeks
Serat Single/Mono Mode Step Indeks juga mempunyai tampang muka step indeks dan graded indeks, namun keuntungan penggunaan tampang muka graded indeks sama sekali tidak seperti pentingnya dalam serat multimode graded indeks. Karena itu pada saat ini yang diperdagangkan adalah serat single mode step indeks. Indeks bias inti besarnya sama pada seluruh inti serap yang berharga n1 akan tetapi lebih besar daripada indeks bias selimutnya yang berharga n2. Meskipun serat single mode mempunyai diameter inti kecil tetapi diameter cladding besarnya lebih dari 10 kali diameter intinya.
Susunan tipe dari serat kaca multi mode graded indeks, yaitu:
Diameter Inti (core) : 2-10 mm
Diamter Selimut (cladding) : 50-125 mm
Diameter Jaket (coating) : 250-1000 mm
Numerical Aperture : 0.08-0.15 (standar0.1)
Redaman : 1-5 dB/km
Lebar Pita Frekuensi (bandwidth) : >500 MHz
Pemakaian : jarak jauh, bandwidth lebar dan cahaya
Inkoheren (Laser)

Multi mode grade indeks

Keuntungan : pengaruh dispersi sangat kecil dan kapasitas bandwith sangat besar
Kelemahannya : sulit dalam pembuatan dan harganya mahal
Pada serat optik jenis ini redamannya sangat kecil dibandingkan dengan jenis serat optik lainnya. Maka dalam sistem transmisi pemakaiannya digunakan dalam jarak jauh.

3. Sistem Konfigurasi
Sistem Komunikasi Serat Optik adalah suatu sistem komunikasi yang dalam pengiriman dan penerimaan sinyal menggunakan Sumber Optik dan Detektor Optik dengan panjang gelombang sinar Infra Merah antara 850 nm hingga 1550 nm yang dilakukan pada serat optik. Pada prisipnya Sistem Komunikasi Serat Optik adalah sama untuk setiap tipe sistem komunikasi yaitu terdiri dari Transmiter atau Modulator, Medium transmisi yang berupa serat optik dan Receive atau Demudulator.
Pada Komunikasi Serat Optik sinyal yang digunakan dalam bentuk sinyal digital, sedangkan penyaluran sinyal melalui serat optik dalam bentuk pulsa cahaya. Pulsa cahaya didapat dari memodulasi sinyal informasi dalam bentuk digital dalam suatu komponen Sumber Optik, proses ini terjadi pada arah kirim. Sedangkan pada arah terima melalui Detektor optik, pulsa cahaya diubah kembali dalam bentuk sinyal digital. Pada gambar 1.1 mununjukkan proses arah kirim dari DDF Transmiter ke DDF receive.
Pada optical transmiter, sinyal listrik diubah menjadi sinyal pulsa cahaya yang dikirimkan ke Stasiun Transmit melalui Serat Optik. Sedangkan pada arah terima, sinyal pulsa yang diterima dari serat optik akan diubah oleh Detektor Optik menjadi sinyal listrik yang akan diteruskan ke Electrical Circuit.
Fungsi Electrical Circuit pada arah terima sama dengan pada arah kirim. Output sinyal dari electrical circuit akan diteruskan keperangkat Demultipleks setelah melalui DDF.

Ø Karakteristik Cahaya.
a. Cahaya merambat lurus dalam suatu medium
b. Cahaya dapat dianggap sebagai gelombang elektromagnetik
c. Cahaya dapat dianggap sebagai suatu materi (photon)

Ø Optik
a. Cahaya merambat lurus dalam suatu bahan (medium)
b. Pada cahaya yang dipantulkan sama dengan sudut pantul

Ø Indeks Bias (Refractive Indeks).
a. kecepatan cahaya tidak konstan dan bergantung pada media perambatannya.
b. Cahaya yang merambat melalui dua media yang berbeda akan mengalami pembelokan cahaya (refleksi)
c. Perbandingan kecepatan cahaya diruang hampa terhadap kecepatan perambatan cahaya dalam suatu media disebut indeks bias
d. Sebagai contoh kecepatan cahaya di ruang hampa 300.000 km/dt dan kecepatan cahaya di air 230.000 km/dt, maka indeks bias air adalah 1,3

Ø Hukum Snellius.
Sinus sudut datang (sin (I)) dibagi dengan sinus sudut refleksi (sin (r)) memiliki nilai konstan secara matematis dapat dituliskan dengan persamaan:

sin (i) n (r)
¾¾ = ¾¾ ……………………………………… (1.1)
sin (r) n (i)


Ø Sudut Kritis.
a. Cahaya yang merambat jika jatuh pada media permukaan datar dan bening, tidak dibelokkan seluruhnya tetapi sebagian dipantulkan dan sebagian dibiaskan.
b. Hubungan antara bagian cahaya yang dipantulkan dan cahaya yang dibelokkan bergantung pada indeks bias media dan sudut datang cahaya.
c. Jika cahaya yang datang dari materi dengan indeks bias kecil ke materi dengan indeks bias besar, maka cahaya tersebut akan selalu dipantulkan.
d. Jika cahaya yang datang dari materi dengan indeks bias besar ke materi dengan indeks bias kecil, maka akan dibiaskan menjauhi garis normal.
e. Jika besar sudut datang cahaya (q1) diperbesar sampai satu nilai tertentu maka seluruh cahaya akan dipantulkan secara total, besarnya sudut datang tersebut disebut sudut sudut kritis, hal ini merupakan kondisi ideal untuk mentransmisikan cahaya dalam serat optik.

4. Parameter-Parameter Optik
Propagasi/perambatan gelombang cahaya pada serat optik perlu diperhatikan adanya parameter-parameter optik yang dapat berpengaruh terhadap kualitas sinyal antara lain:
a. Kecepatan Propagasi
Dasar teori untuk mengetahui model perambatan cahaya pada serat optik yaitu teori perambatan gelombang elektromagnet yang diberikan oleh rumusan Maxwell. Kecepatan cahaya dalam Maxwell dirumuskan:

1
C = ¾¾ ………………………………………………………………. (1.2) Ö m0

Kecepatan Perambatan Cahaya pada ruang hampa adalah sekitar 3 x 108 ­m/dt. Bila cahaya merambat pada suatu meteri baik zat cair maupun zat padat maka kecepatan perambatannya akan berubah sesuai dengan indeks bias meteri yang dilaluinya. Indeks bias didefinisikan sebagai pembanding (ratio) kecepatan cahaya dalam ruang hampa dengan kecepatan cahaya dalam materi.
Kecepatan Perambatan pada meteri yang dilaluinya dapat dirumuskan:

C C
V = ¾¾¾ atau n = ¾¾¾ ……………………………………… (1.3)
N V


Dimana:
C : Kecepatan perambatan cahaya dalam ruang hampa 3 x 108 m/dt
V : Kecepatan perambatan cahaya melalui materi
N : Indeks bias yang dilalui berkas cahaya
­­
b. Pemantulan (Reflection) dan Pembiasan (Refraction)
Untuk mempertimbangkan perambatan cahaya pada serat optik digunakan teori cahaya yang memperhatikan indeks bias materi dielektrik. Indeks bias dari suatu materi didefinisikan sebagi perbandingan dari kecepatan cahaya dalam ruang hampa dengan kecepatan cahaya dalam materi. Seberkas cahaya berjalan secara perlahan dari materi optik padat ke materi yang kurang padat dan indeks bias memberikan ukuran untuk pengaruh ini. Pemantulan terjadi pada interface diantara dua dielektrik yang berbeda indeks bias jika cahaya yang datang dari dielektrik dengan indeks bias sebesar n1 ke dielektrik dengan indeks bias sebesar n2, sedangkan harga n1 > n2 dan sudut datang besarnya melebihi sudut batas.
Apabila berkas cahaya yang datang jatuh pada media bening, maka pada umumnya berkas cahaya tersebut tidak hanya dipantulkan akan tetapi akan menembus bidang tersebut. Peristiwa ini disebut Pemantulan dan Pembiasan. Pada hukum pemantulan menghasilkan besarnya Sudut Datang sama dengan Sudut Pantul.
Bila sudut datang diperkecil hingga mencapai susut tertentu (kritis) maka akan diperoleh pemantulan total dimana arah berkas cahaya sejajar dan merambat dipermukaan bidang batas antara kedua materi. Sedangkan bila sudut datang dikecilkan lagi dari sudut kritis maka akan diperoleh pembiasan.
Sebaliknya apabila sinar datang pada interface diantara dua dielektrik yang berbeda indeks biasnya jika cahaya yang datang dari dielektrik dengan indeks bias sebesar n1 ke dielektrik dengan indeks bias sebesar n2 , sedangkan harga n1 < q1 =" n2">
Af = 10 log (1 - Kf) dB ……………………………………………… (1.5)
Dimana:
Af : Redaman pantulan frasnel
Kf : Koefisien redaman pantulan frasnel
e. Sudut Kritis Peristiwa ini terjadi dalam perambatan cahaya pada dua materi yang berbeda indeks bias. Pada peristiwa pemantulan bila sudut datang diperbesar hingga mencapai sudut tertentu maka akan diperoleh pemantulan total dimana arah berkas cahaya sejajar dan merambat dipermukaan bidang atas antara dua materi, sedangkan besarnya sudut yang terjadi dalam peristiwa dalam pemantulan total dinamakan sudut kritis. Sudut kritis dapat dirumuskan sesuai dengan Hukum Snellius :
n1 sin q1 = n2 sin q2 n1 sin q1 = n2 sin 900 ® q2 = 900 ……………………… (1.6)
n2 n2 n2 n2 sin q1 = ¾ ¾ ® q1 = Arc sin ¾ ……………… (1.7)
¾ n1 n1 n2 n2 q1 = q2 ® dinamakan Sudut Kritis
f. Numerical Aperture Numerical Aperture adalah suatu besar sudut yang dibentuk dari berkas cahaya yang dipancarkan oleh sumber optik ke serat optik sehingga cahaya tersebut merambat tanpa mengalami gangguan atau sampai ketempat tujuan. Besarnya Numerical Aperture dapat dirumuskan sebagai berikut :
n0 sin qA = n1 sin q1B sin qA = n1 sin q1B ®
n1 ……………………………………….. (1.8) =
n1 cos qC qB = 900 - qc sin qB = sin (900 - qc) sin qB =
sin qc ……………………………….. (1.9)
sin q1 = n2 Ö 1 - sin2 qc ®
sin2 qc + cos2 qc = 1 cos qc = Ö 1 – sin2 qc n2 2 n2 sin qA = n1 Ö 1 - ¾¾ ®
sin qc = ¾¾ ……………….. (2.1)
n1 n1 n12 – n22 sin qc = n1 Ö ¾¾¾¾ ..……………………………………………… (2.2)
n1 sin qA = Ö n12 – n22 NA = sin qc = Arc sin Ö n12 – n22 ®
dinamakan Numerical Aperture n12 – n22 n12 – n22
jika ¾¾¾ = D1, maka ¾¾¾= 2D ……………………………….. (2.3)
n22 n12 sehingga NA = sin qc = n1 Ö2D ….……………………………. (2.4)
5. Mode Gelombang Mode adalah sekumpulan/banyaknya lintasan cahaya yang merambat sepanjang inti serat optik. Banyaknya mode yang terjadi pada suatu serat optik dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
  • 1. Diameter inti serat optik (d=2a)
  • 2. Besarnya sudut datang dari cahaya yang akan serat optik (NA)
  • 3. Panjang gelombang yang digunakan (l)
  • 4. Jenis dan struktur materi Mode gelombang yang terjadi pada perambatan gelombang cahaya yang melintasi inti bergantung pada besarnya parameter tegangan cut-off yang diindentikkan dengan normalized frequency (u) yang merupakan parameter yang menyatakan tegangan berkas lintasan cahaya pada inti optik yang dirumuskan :
2paNA u = ¾¾¾¾ ……………………………………………………….. (2.5) l
2pa n1 (2D)1/2 = ¾¾¾¾¾¾ ……………………………………………………….. (2.6)
l = ka n1 (2D)1/2 ……………………………………………………….. (2.7)
6. Dispersi/Penyebaran Dispersi pada pengiriman sinyal optik menyebabkan distorsi (penyimpangan) pada bentuk sinyal. Mekanisme dispersi dalam serat menyebabkan pelebaran dari pulsa cahaya yang dikirimkan sepanjang serat dan jika diamati setiap pulsa akan melebar dan menumpuk dengan yang lainnya bahkan menjadikan tidak dapat dibedakan pada perangkat penerima. Pengaruh tersebut dikenal sebagai interferen internasional yang akan menambah jumlah pulsa salah (error). Disamping itu dispersi membatasi maksimum lebar pita frekuensi. Untuk menghindari penumpukan pulsa-pulsa cahaya pada hubungan sistim optik maka dipersyaratkan kecepatan bit (BR ) harus lebih kecil atau paling tidak sama dengan dua kali pelebaran dispersi pulsa.
BR £ 1/(2p) ………………………….……………………………. (2.8)
Dispersi = pelebaran pulsa cahaya yang dikirimkan. Hal ini beralasan bahwa pelebaran pulsa dikarenakan dispersi pada kanal adalah p yang menyatakan juga panjang pulsa input. Sedangkan perkiraan yang lebih tepat pada kecepatan bit maksimum pada kanal dengan dispersi yang telah diperoleh pada pulsa cahaya output. 7. Dasar Multiplex Sentral telepon digital adalah sentral yang menghubungkan pembicara antara dua orang atau lebih, memproses perubahan sinyal analog dari pesawat telepon pelanggan analog, atau sinyal digital dari pesawat telepon digital kemudian diproses dengan kode digital (8 bit PCM word) pada jalur bicara, pada bagian terima diubah lagi ke analog supaya dapat didengar oleh penerima pesawat analog. Khususnya untuk pesawat telepon digital yang mengubah ke sinyal analog lagi adalah pesawat telepon digital. Perbedaan sentral analog dan sentral digital tidak dilihat apakah sentral tersebut telah menggunakan teknologi mikroprosessor saja tapi dilihat dari proses bekerjanya sentral dalam memproses hubungan antara dua orang atau lebih pelanggan telepon, juga tidak hanya dilihat dari bagaimana sentral tersebut memproses jalur pembicara atau menyambungkan dua orang pelanggan yang akan berbicara, tapi dilihat dari jalur bicara yang terbentuk yang akan digunakan oleh pelanggan berbicara sinyalnya berbentuk analog atau digital. Frekuensi yang dilewatkan antara 0,3-3,4 KHz atau disebut juga inband signaling, yang termasuk dalam frekuensi ini adalah sinyal suara, sinyal MFC, nada-nada ataupun sinyal modulasi dalam format analog. Frekuensi yang lebih kecil 9,3KHz atau lebih besar dari 3,4 KHz disebut outband signaling. Dalam jalur analog satu kanal hanya untuk satu pasangan pelanggan atau pembicara satu hubungan komunikasi satu saja. Dalam jalur digital dapat ditransfer 30,120 atau lebih sekaligus. Jalur digital menyalurkan sinyal bicara dalam bentuk sinyal digital. Sinyal suara dapat ditransfer dalam bit 0 dan 1 (sistim biner) dimana sinyal suara dikodekan dalam satu byte. Satu byte = 8 bit. Jalur fisik/perkawatan yang diperlukan adalah 4 sistem 4 kawat, 2 kawat kirim dan 2 kawat terima. Frekuensi karier (clock) pada sistim 30 kanal adalah 2048 KHz (2MHz) untuk tingkat primary digital carier (PDC), 4 x PDC (8192) untuk secondary digital carier (SDC), 16 x PDC TDC dan seterusnya. Sistem digital mempunyai banyak keunggulan misalnya dalam jalur satu fisik dapat disalurkan sekaligus beberapa pembicara. 24 atau 30 pembicaraan dapat ditransfer sekaligus tergantung sistem PCM nya tidak menimbulkan indulsi liar dalam jalur analog. Ada dua tipe PCM yang digunakan yaitu PCM 24 dan PCM 30. a. PCM 24 berarti dalam satu jalur fisik dapat transfer sekaligus 24 pembicara serentak, sistim ini banyak dipakai di negara Amerika dan Jepang. b. PCM 30 berarti dalam satu jalur dapat mentransfer 30 pembicara sekaligus, sistem ini banyak dipakai di Eropa termasuk Indonesia. Beberapa keuntungan sistem digital dibandingkan dengan analog antara lain: a. Tidak mempunyai noise, karena tidak ada inferensi antar sinyal b. Jalur kirim dan jalur terima menggunakan jalur terpisah (4 wire) c. Penghematan pemakaian saluran d. Tidak memerlukan ruang yang besar Multipleks adalah suatu perangkat yang memproses beberapa sinyal digital paralel menjadi satu sinyal digital seri yang mempunyai kecepatan bit yang lebih tinggi. Macam-Macam Multipleks. 1. Space division multiplexing (SDM) 2. Frequency division multiplexing (FDM) 3. Time division multiplexing (TDM) A. Space Division Multiplexing (SDM) Pengertian Multipleks pembagi ruang adalah suatu proses pengiriman kanal-kanal informasi secara bersama-sama dengan cara membagi ruang sesuai dengan jumlah kanal yang disalurkan. B. Frequensi Division Multiplexing (FDM) Pengertian Multipleks pembagi frekuensi adalah suatu proses pengiriman kanal-kanal informasi secara bersama-sama dengan cara membagi spektrum frekuensi sesuai dengan jumlah kanal yang disalurkan. C. Time Division Multiplexing (TDM) Pengertian Multipleks pembagi waktu adalah suatu proses pengiriman kanal-kanal sinkronus berfungsi menyelaraskan operasi perangkat multiplexer dan demultiplexer pada kecepatan yang terus sama.